Senin, 08 April 2013

Zat-Zat Berbahaya Pada Kemasan.

Pada zaman yang hampir semua serba instan, dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui makanan yang kita makan terbungkus oleh kemasan dan kemasan tersebut tidak lagi difungsikan sebagai wadah penyimpanan dengan tujuan meberikan kemudahan dan kenyamanan. Namun saat ini nilai estetika ditambakan pada kemasan, sehingga kemasan tampil dengan beragam bentuk, ukuran dan warna. Ada begitu banyak material penyusun dari sebuah kemasan dan tidak semua material tersebut aman bagi tubuh kita. Material-material yang sering digunakan pada kemasan diantaranya adalah:

1. Plastik Jenis-jenis plastik sendiri beraneka ragam dan secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic diantaranya Polyethylene Terephthalate (PET), Oriented Polystyrene (OPP), Low Density Polyethylene (LDPE), High Density Polyethylene (HDPE) dll. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda, tergantung material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Contoh untuk kemasan berbahan dasar PET adalah dibuat dari resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n. Secara umum, plastik tersusun dari polimer rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran). Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam, dan lemak. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi perpindahan ini.

 2. Tinta Saat kita membeli kemasan dengan warna menarik tahukan dalam warna tersebut ada zat-zat yang mungkin bisa terkontaminasi pada makanan salah satunya solvent karena penyusun dari tinta tersebut adalah pigmen, resin, additive dan solvent sebagai pelarut. Karena pada saat ini masih jarang kemasan yang menggunakan tinta berbahan dasar air atau sering disebut water based ink. Solvent yang sering digunakan pada kemasan adalah Ethyl Acetate (EA), Toluene (TE), Isoprhopyle Alcohol (IPA) dan Methyl Ethyl Keton (MEK). Bahan kimia tersebut bila terkontaminasi pada makanan cukup berbahaya karena bisa menyebabkan keracunan. Karakteristik solvent yang mudah menguap, mudah terbakar dan berbau tajam sangat mudah bereaksi dengan makanan. Dari keempat jenis solvent tersebut yang paling berbahaya adalah residu dari Toluene karena sulit menguap bila hanya dengan bantuan udara, residu dari toluene pada kemasan hanya akan hilang bila dipanaskan Demikianlah artikel saya semoga bermanfaat dan membeli makanan instan memang praktis, tetapi kritislah dalam mengonsumsinya.



Sumber:
http://pplhpuntondo.org

Kamis, 04 April 2013

SIFAT PERIODIK UNSUR

Sifat yang berubah secara beraturan menurut kenaikan nomor atom dari kiri ke kanan dalam satu periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan disebut sifat periodik. Sifat periodik meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas electron dan keelektronegatifan.

 1. Jari-jari Atom 

Jari-jari atom adalah jarak elektron di kulit terluar dari inti atom. Jari-jari atom sulit untuk ditentukan apabila unsur berdiri sendiri tanpa bersenyawa dengan unsur lain. Jari-jari atom secara lazim ditentukan dengan mengukur jarak dua inti atom yang identik yang terikat secara kovalen. Pada penentuan jari-jari atom ini, jari- jari kovalen adalah setengah jarak antara inti dua atom identik yang terikat secara kovalen.
Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jari atom
Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap electron, sehingga semakin kecil jari-jarinya
Jadi konsepnya 
  1. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom semakin besar
  2. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin kecil
 Jari-Jari Ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (siknifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom naturalness. Ion positif mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negative mempunyai jari-jari yang lebih besar

2. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah besarnya energy yang diperlukan untuk melepas satu electron dari suatu elektron netral dalam wujud gas sehingga terbentuk ion berwujud gas dengan muatan +1. Besar kecilnya energy ionisasi bergantung pada besar gaya tarik inti terhadap electron kulit terluar, yaitu electron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energy ionisasi.
Dalam satu golongan, semakin ke bawah dengan bertambahnya kulit atom, jari-jari atom semakin menngkat. Dengan demikian, elektron terluarnya akan semakin lemah tertarik ke inti atom. Hal ini menjadikan elektron kurang kuat terikat dan semakin mudah dilepaskan. Dalam satu periode unsur-unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama. Semakin ke kana letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambh jumlah elektron pada kulit terluarnya, yang diikuti dengan bertambahnya jumlah proton pada inti atom, sehingga gaya tarik menarik antara proton dan elektron semakin besar. Akibatnya elektron terluarnya menjadi semakin kuat tertarik oleh inti atom. Hal ini menjadikan elektronnya semakin sulit dilepaskan. Jadi semakin kecil jari-jari atom, potensial ionisasinya semakin besar.

3. Afinitas Elektron 

Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron. Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dangaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

4. Keelektronegatifan

Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah semakin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan semakin ke kanan semakin besar. Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya.

Total Tayangan Halaman