Zat-Zat Berbahaya Pada Kemasan.
Pada zaman yang hampir semua serba instan, dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui makanan yang kita makan terbungkus oleh kemasan dan kemasan tersebut tidak lagi difungsikan sebagai wadah penyimpanan dengan tujuan meberikan kemudahan dan kenyamanan. Namun saat ini nilai estetika ditambakan pada kemasan, sehingga kemasan tampil dengan beragam bentuk, ukuran dan warna. Ada begitu banyak material penyusun dari sebuah kemasan dan tidak semua material tersebut aman bagi tubuh kita. Material-material yang sering digunakan pada kemasan diantaranya adalah:
1. Plastik Jenis-jenis plastik sendiri beraneka ragam dan secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic diantaranya Polyethylene Terephthalate (PET), Oriented Polystyrene (OPP), Low Density Polyethylene (LDPE), High Density Polyethylene (HDPE) dll. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda, tergantung material plastik dan bahan kimia penyusunnya. Contoh untuk kemasan berbahan dasar PET adalah dibuat dari resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n. Secara umum, plastik tersusun dari polimer rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran). Perpindahan monomer-monomer plastik ke dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam, dan lemak. Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi perpindahan ini.
2. Tinta Saat kita membeli kemasan dengan warna menarik tahukan dalam warna tersebut ada zat-zat yang mungkin bisa terkontaminasi pada makanan salah satunya solvent karena penyusun dari tinta tersebut adalah pigmen, resin, additive dan solvent sebagai pelarut. Karena pada saat ini masih jarang kemasan yang menggunakan tinta berbahan dasar air atau sering disebut water based ink. Solvent yang sering digunakan pada kemasan adalah Ethyl Acetate (EA), Toluene (TE), Isoprhopyle Alcohol (IPA) dan Methyl Ethyl Keton (MEK). Bahan kimia tersebut bila terkontaminasi pada makanan cukup berbahaya karena bisa menyebabkan keracunan. Karakteristik solvent yang mudah menguap, mudah terbakar dan berbau tajam sangat mudah bereaksi dengan makanan. Dari keempat jenis solvent tersebut yang paling berbahaya adalah residu dari Toluene karena sulit menguap bila hanya dengan bantuan udara, residu dari toluene pada kemasan hanya akan hilang bila dipanaskan Demikianlah artikel saya semoga bermanfaat dan membeli makanan instan memang praktis, tetapi kritislah dalam mengonsumsinya.
Sumber:
http://pplhpuntondo.org